Wisata Jalan Braga: Paris van Java-nya Kota Bandung yang Tak Pernah Sepi
Semakin malam malah semakin ramai, itulah yang bisa dilihat di sepanjang Jalan Braga, Kota Bandung. Panjangnya parkiran motor di pinggir jalan hingga lalu lalang orang serta kendaraan, memberikan fakta bahwa memang jalan ini merupakan salah satu spot terfavorit para wisatawan yang datang berkunjung.
Keunikan yang Jarang Ditemukan di Tempat Lain
Di kota Bandung, ada sebuah jalan utama yang cukup besar dan panjang, yaitu Jalan Braga. Letaknya hampir berdekatan dengan Jalan Asia Afrika. Jalan ini adalah jalan legendaris di Bandung yang dihidupkan dengan banyak bangunan-bangunan klasik jaman Hindia-Belanda.
Jadi tidak mengherankan kalau di sepanjang jalan, kamu bisa menemukan toko-toko hingga restoran yang masih mempertahankan bentuk arsitektur model Eropa kuno.
Keunikan Jalan Braga Bandung tidak hanya soal bangunan-bangunan arsitektur kunonya, namun di sepanjang trotoar jalan, kamu bisa menemukan banyak seniman yang memamerkan serta menjual lukisannya.
Karena itu jalan ini juga dikenal sebagai sentra seni di Bandung. Kamu bisa menemukan banyak lukisan pemandangan sampai lukisan wajah para tokoh pahlawan Indonesia.
Yang menjajakan karyanya tidak hanya para seniman pelukis, namun kamu juga bisa melihat ada banyak fotografer-fotografer lalu lalang menjajakan skill fotografinya ke mereka yang lalu lalang. Di sini, kamu bisa mendapatkan foto Instagenic berlatar belakang arsitektur model Eropa langsung dari mereka yang menjual seni fotografi.
Sejarah Jalan Braga dan Asal-usul Namanya
Sejarah Jalan Braga mulai sejak abad ke-19, tatkala seorang tuan kebun Priangan bernama Andries de Wilde menjadikan sebuah jalan kecil untuk jalur angkutan hasil-hasil perkebunannya.
Menutur Ariyono Wahyu Widjajadi atau yang lebih akrab disapa Alex, anggota Komunitas Aleut, saat itu Jalan Braga masih disebut sebagai Jalan Pedati.
“Jalan itu dinamakan Karrenweg atau Jalan Pedati sebab jalan itu menghubungkan pedati-pedati yang mengangkut hasil perkebunan,” kata Alex.
Masih menjadi misteri kenapa Jalan Pedati berubah nama menjadi Jalan Braga. Karena terdapat banyak versi mengenai asal-usul nama Braga ini.
Ada yang mengatakan asal-usul perubahan namanya dikaitkan dengan nama minuman khas Rumania yang dulu kerap disajikan di kalangan atas atau elite kolonial di Bandung. Sedangkan versi lainnya, ada yang menyebutkan nama Braga berasal dari bahasa Sunda, yaitu ngabaraga.
“Menurut orang lokal, penyebutan Braga asalnya dari kata Sunda, yaitu ngabaraga yang berarti berjalan di tepian sungai, sebab letaknya ini tak jauh dari Sungai Cikapundung,” ujar Alex.
Spot-spot Ikonik Jl. Braga
Mudah untuk menemukan hotel, kantor, bank hingga resto-resto serta café di sepanjang Jalan Braga. Tapi memang ada spot-spot ikonik yang bahkan beberapa di antaranya terkenal jadi Bandung heritage.
Pameran seni di N.V. Hellerman
Jalan Braga menyimpan sebuah gedung kuno dari tahun 1894 bernama N.V. Hellerman. Dulunya, gedung ini jadi toko pertama yang dibuka di Bragaweg.
Kalau kamu sekarang berkunjung ke sana, bangunannya masih kokoh berdiri bahkan terawat. Dengan cat dinding berwarna putih serta pintu halus terbuat dari kayu jati, menjadikan suasananya cocok sebagai tempat memamerkan karya seni.
Karena itu pihak Grey Art Gallery memanfaatkan eks-toko ini sebagai galeri untuk memamerkan karya lukis para seniman yang buka setiap hari dari pukul 10 pagi hingga 8 malam.
Alamat: Jalan Braga No. 47, Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111.
Mall Braga City Walk berkonsep semi outdoor
Sentuhan modern juga ada di Jalan Braga dengan adanya bangunan mall berkonsep semi outdoor yang lumayan megah dan ramai pengunjung. Braga City Walk jadi pusat perbelanjaan di Jalan Braga sekaligus pusat hiburan.
Tidak ada yang unik dari tempat ini, karena sama seperti mall pada umumnya, kamu bisa hangout bareng teman untuk mencicipi stand-stand makanan. Lalu belanja pakaian hingga pernak-pernik. Tempat ini juga sering dijadikan panggung event-event modern seperti pertunjukan musik termasuk event K-pop.
Alamat: Jalan Braga No. 99-101, Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111.
Toko Kue Lakker yang jadul
Aroma sedap kue khas Belanda akan langsung tercium begitu kamu memasuki toko ini. Kue Lakker yang sudah eksis sejak tahun 1986 telah menjajakan berbagai macam kue basah dan kue kering.
Salah satu, kue andalan mereka yaitu Poffertjes, pancake mini ala Belanda. Tidak hanya menjual kue-kue lezat, toko ini pun menawarkan aneka macam minuman hangat ke para pengunjung. Seperti sekoteng, bajigur, bahkan bandrek.
Toko ini memang terkenal sebagai salah satu pusat oleh-oleh atau kuliner Jalan Braga.
Alamat: Jalan Braga No.83, Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111.
Kopi Toko Djawa tempat santainya Braga
Kedai kopi ini tidak pernah sepi pengunjung, meski banyak pesaing gerai minuman di sepanjang Jalan Braga. Namun Kopi Toko Djawa tidak hanya menyajikan minuman kopi enak, tapi juga suasana santai yang nyaman di dalam areanya.
Entah kamu ingin memesan Es Kopi Susu Djawa yang laris manis atau Kopi Awan berbalut foam susu yang tebal, akan sangat sayang jika tidak mengunjungi tempat ini ketika berwisata ke Bragaweg. Untuk harga minumannya sendiri mulai dari 20 ribuan saja.
Alamat: Jalan Braga No.81, Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111.
Hujan sama sekali tidak menghentikan keramaian yang ada di sepanjang dan sekitaran Jalan Braga. Salah satu pusat wisata yang bahkan dilalui oleh Bandung Tour on Bus ini memang sudah menjadi lokasi hangout yang tidak boleh terlewatkan. Apalagi di sini, kamu tidak hanya bisa melihat-lihat keunikan bangunan bergaya Eropa, namun juga mencicipi kuliner hingga menikmati apa saja yang disajikan di pinggiran jalan Bragaweg.